Kamis, 10 November 2016

DISKUSI PANEL BEDAH JURNAL WEST PAPUA SEBAGAI AGENDA TAHUNAN PROPAGANDA KNPB UNTUK MEMELINTIR SEJARAH PAPUA


Sejarah perlu dipahami secara utuh dan berkesinambungan. Pemahaman sejarah yang hanya dengan membaca potongan-potongan fragmen, sementara sebagian fragmen telah dipenggal dan diputar balikkan tidak sesuai dengan fakta dan kenyataan yang ada, akan melahirkan pemahaman menyimpang bagi generasi muda.      

Baca Sejarah Perjalanan Papua sebagai bagian NKRI :

Belum lama ini, para aktivis KNPB telah menyelenggarakan Diskusi Panel bedah Jurnal West Papua dan Hak Penentuan Nasib Sendiri dalam Hukum Internasional sebuah Propaganda untuk memutar balik fakta sejarah Papua bertujuan mengupayakan pemisahan Papua dari NKRI yang menganggap keputusan PBB tidak syah sesuai Hukum Internasional.  

Sebuah ironi ketika opini dikembangkan, Kampus yang seyogyanya dijadikan tempat untuk menimba ilmu bagi kecerdasan anak bangsa dijadikan tempat buat pembodohan bagi kepentingan Politik, Ketika Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan yang seharusnya melarang segala kegiatan mahasiswa yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan proses belajar di lingkungan Kampus justeru menyediakan tempat dan sebagai penanggung jawab upaya kegiatan makar dan alangkah nistanya bila Agama pun tidak luput dijadikan alas bagi kepentingan kelompok untuk menarik simpatik masyarakat dengan membodohi umat.

Kegiatan ini dilaksanakan di diselenggarakan di Aula Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) beberapa hari lalu dengan pembicara antara lain : Romsumbre Harry, Yason Ngelia, Victor F. Yeimo dan aktivis yang hadir diantaranya Ishak Rumbarat (Pembantu Rektor 3 USTJ), Agus Kosay (Ketua I KNPB Pusat), Ones Suhuniap (Sekretaris KNPB), Mecky Yeimo (Aktivis KNPB), Warpo Wetipo (Aktivis KNPB) dan sekitar 200 pendukung KNPB.

Jurnal West Papua telah diupayakan oleh Benny Wenda yang berdomisili di Inggris dengan menyewa pengacara asal Inggris untuk menulisnya,  sungguh sebuah pembodohan publik dimana proses Papera tahun 1969 yang telah dilaksanakan, disepakati dan diputuskan oleh organisasi besar seperti PBB dikatakan tidak sesuai dengan prosedur.

Isu-isu propaganda dengan dalih memperjuangkan masyarakat Papua adalah alibi  menyesatkan yang dilakukan ULWP dan KNPB seperti Beny Wenda, Pdt. Socrates Sofyan Yoman, Victor Yeimo, Buchtar Tabuni, Octo mote dan lain-lain dengan memanfaatkan dan memelintir sejarah untuk mencari tenar dan memperkaya diri. Mereka hidup glamour dan penuh kemewahan dengan menggunakan isu Papua Merdeka, ironisnya mereka tidak punya konsep bahkan memikirkan dalam arti sesungguhnya tentang pembangunan disegala bidang demi kesejahteraan maupun kemakmuran masyarakat Papua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar