Gerakan separatis Politik KNPB merasa berang ketika tuan-tuannya dari 6 kepala negara Asia Pasifik pendukung OPM ditelanjangi didepan Majelis Umum PBB. Sungguh suatu tamparan yang mengejutkan bagi 6 Kepala Negara Asia Pasifik saat selesai Pidato menyampaikan adanya dugaan pelanggaran HAM di Propinsi Papua yang dipatahkan oleh Nara Masista Rakhmawati seorang Diplomat Muda dalam sidang PBB beberapa waktu lalu, Respon keras Nara yang mengatakan bahwa dukungan 6 Negara Asia Pasifik bermotif politik yang di desain untuk mengalihkan perhatian Dunia dari masalah-masalah yang terjadi di Negara-negaranya, disampaikan pula bahwa dukungan kepada OPM berarti telah ikut terlibat dalam menghasut timbulnya kekacauan di Papua dan mendukung aksi-aksi terror bersenjata TPNOPM, hal ini telah membuat 6 Kepala Negara tersebut tidak berkutik.
Respon keras yang dilontarkan Nara bukan tanpa alasan, bila melihat beberapa kejadian demi kejadian yang dilakukan KNPB dengan menyebar isu dan propaganda bebal yang menyudutkan pemerintah tanpa adanya upaya untuk memajukan Papua, belum lagi dengan ulah TPNOPM yang terang-terangan mengangkat senjata melawan pemerintah dan menebar terror dengan aksi-aksi bersenjata serta menghalang-halangi pembangunan di Papua dengan menyerang aparat keamanan, masyarakat, membakar alat berat bahkan sampai memakan korban nyawa para pekerjanya.
Dalam Tahun 2016 gerakan sparatis TPN-OPM sudah beberapa kali menebar teror dan melakukan pembunuhan sadis terhadap masyarakat yang yang justeru sedang bekerja bagi kemajuan Papua. Pada bulan Maret 2016 pekerja PT Modern Widya Technical (MWT) yang sedang membuka Jalan Trans-Papua di daerah Sinak-Mulia, tepatnya di Desa Agenggen, Distrik Sinak, 4 orang ditembak dan alat berat dibakar dan pihak PT MWT di ancam agar tidak melanjutkan pembangunan jalan, pada bulan Agustus 2016 gerakan separatis TPN-OPM kembali menebar terror dan pembunuhan, terhadap seorang pekerja PT As Jaya di Desa Kome, Distrik Malagineri berbatasan dengan Distrik Kuyawage.
Respon keras yang dilontarkan Nara bukan tanpa alasan, bila melihat beberapa kejadian demi kejadian yang dilakukan KNPB dengan menyebar isu dan propaganda bebal yang menyudutkan pemerintah tanpa adanya upaya untuk memajukan Papua, belum lagi dengan ulah TPNOPM yang terang-terangan mengangkat senjata melawan pemerintah dan menebar terror dengan aksi-aksi bersenjata serta menghalang-halangi pembangunan di Papua dengan menyerang aparat keamanan, masyarakat, membakar alat berat bahkan sampai memakan korban nyawa para pekerjanya.
Dalam Tahun 2016 gerakan sparatis TPN-OPM sudah beberapa kali menebar teror dan melakukan pembunuhan sadis terhadap masyarakat yang yang justeru sedang bekerja bagi kemajuan Papua. Pada bulan Maret 2016 pekerja PT Modern Widya Technical (MWT) yang sedang membuka Jalan Trans-Papua di daerah Sinak-Mulia, tepatnya di Desa Agenggen, Distrik Sinak, 4 orang ditembak dan alat berat dibakar dan pihak PT MWT di ancam agar tidak melanjutkan pembangunan jalan, pada bulan Agustus 2016 gerakan separatis TPN-OPM kembali menebar terror dan pembunuhan, terhadap seorang pekerja PT As Jaya di Desa Kome, Distrik Malagineri berbatasan dengan Distrik Kuyawage.
Kejadian di Sidang PBB merupakan tamparan keras buat kepala negara-negara Asia Pasifik pendukung OPM dan membuatnya tak berkutik di Majelis Umum PBB karena faktanya di negara-negara tersebut banyak permasalahan yang sampai saat ini belum bisa terselesaikan seperti kemiskinan, krisis ekonomi dan krisis kepercayaan oleh masyarakat terhadap para pejabat negara bahkan pembangunan yang jalan ditempat belum lagi ancaman keamanan akibat perang saudara. Kejadian ini mendapat respon Positif di dunia Internasional dan telah dimuat di berbagai Media Internasional.
Video Pidato Nara saat membalas Pidato 6 Pemimpin Negara Asia Pasifik :